Secara umum rumah Betawi memiliki serambi pada bagian depan tanpa dinding alias terbuka dan mempunyai sebutan
langkan.
Pada serambi biasanya terdapat bale tempat santai penghuni rumah,
Material kayu yang di gunakan untuk membangun rumah tradisional Betawi
biasanya menggunakan kayu sawo, kayu kecapi, bambu, ijuk, rumbia,
genteng, kapur, pasir, semen, ter, plitur, dan batu untuk pondasi tiang.
Dan bagian dinding mengunakan papan terbuat dari kayu nangka atau
anyaman bambu atau biasa di sebut gedek, Untuk daerah bagian pesisir
rumah mereka berdinding tembok ini terpengaruh oleh bangunan arsitektur
Belanda.
|
Rumah si Pitung, memiliki gaya ornamen China |
Rumah tradisional Betawi ada yang berkolong tinggi (
rumah panggung),
seperti rumah Si Pitung di Marunda. Atapnya ada yang berbentuk bapang,
joglo, dan lain sebagainya. Di daerah pinggiran seperti di Kalisari,
Pasar Rebo, Jakarta Timur masih bisa kita jumpai rumah-rumah berkolong
pendek sekitar 20 sampai 30 cm dari permukaan tanah. Rumah-rumah
berkolong rendah ini merupakan peralihan dari rumah panggung ke rumah
biasa / tanpa kolong dapat kita jumpai di daerah Pondok Rangon,
Keranggan, dan Tipar.
Rumah tanpa kolong banyak terpengaruh oleh bangunan arsitektur Belanda rumah ini berlantai tanah, berdinding tembok (
batu bata),
berlantai ubin, batu pipih atau semen. Pada rumah panggung penggunaan
material kayu lebih dominan dinding terbuat dari papan kayu Nangka alas
untuk lantai adalah papan yang dilapisi anyaman kulit bambu.
Rumah tradisional Betawi pada umumnya terdiri dari tiga bagian, serambi disebut
langkan tempat
bersantai dan menerima tamu ruang tengah atau ruang inti terdapat kamar
tidur penghuni rumah dan ruang makan biasa disebut
Paseban berikutnya ruang belakang atau dapur disebut
Belandongan. Rumah tradisional Betawi mempunyai halaman yang luas
mengelilingi rumah dan dikelilingi pagar si sisi terluarnya sebagai
pembatas.
Rumah tradisional Betawi ditinjau dari tata letak dan fungsinya,
cenderung bersifat simetris, hal ini dapat dilihat dari letak pintu
masuk dan pintu belakang yang sejajar dan membentuk garis lurus.
|
Denah Rumah Gudang Betawi |
|
Denah Rumah Bapang Betawi |
|
Denah Rumah Joglo Betawi |
|
Rumah Bapang Betawi |
|
Rumah Gudang Betawi |
|
Rumah Kebaya Betawi |
|
Rumah Joglo Betawi |
Berdasarkan bentuk dan struktur atapnya, rumah tradisional Betawi terbagi menjadi 4 jenis:
- Rumah Gudang, rumah tradisional betawi ini berdiri di
atas tanah yang berbentuk persegi panjang, rumahnya memanjang depan ke
belakang. Atap rumahnya tampak seperti pelana kuda atau perisai, dan di
bagian muka rumah terdapat atap kecil.
- Rumah Bapang, ciri khas rumah ini mempunyai serambi yang
cukup luas dan berfungsi sebagai ruang tamu
dan bale tempat santai untuk pemilik rumah, ruang semi terbuka hanya di
batasi pagar setinggi 80 cm dan biasanya lantainya lebih tinggi dari
permukaan tanah dan terdapat tangga terbuat dari batubata di semen
paling banyak 3 anak tangga sabagai jalan masuk menuju rumah. Rumah
bapang berbentuk sederhana kotak atau bujursangkar sama sisi.
- Rumah Kebaya, ciri khas rumah pada bentuk atapnya mempunyai
beberapa pasang atap, yang apabila dilihat dari samping berlipat-lipat
seperti lipatan kebaya. Mempunyai serambi
yang cukup luas sama seperti rumah bapang.
- Rumah Joglo / Limasan, berdenah bujur sangkar. Bentuk
bangunan ini banyak dipengaruhi oleh arsitektur rumah Jawa. Perbedaannya
pada joglo rumah tradisional Jawa terdapat soko guru / tiang-tiang
utama penopang atap merupakan unsur yang mengarahkan pembagian ruang
pada denah, sedangkan pada joglo Betawi tidak terdapat soko guru dan
pembagian ruang tidak nampak jelas, tiang penopang struktur atap tidak
begitu nyata seperti pada rumah joglo yang asli. Pada rumah Betawi,
tiang utama penopang struktur atap bukan unsur utama yang mengarahkan
pembagian ruang pada denah.
Ragam Hias rumah tradisional Betawi berbentuk sederhana berupa ukiran
pada kayu dengan motif-motif geometris seperti titik, segi empat, belah
ketupat, segi tiga, lengkung, setengah lingkaran, lingkaran dan biasanya
diterapkan pada lubang angin, kusen, daun pintu, jendela, tiang,
dinding ruang depan, listplank, garde (
pembatas ruang tengah dengan ruang depan)
dan pagar pada serambi yang dibuat dari bambu atau kayu yang dibentuk
secara ornamentik. Dekorasi merupakan salah satu unsur arsitektural yang
paling penting pada arsitektur rumah tinggal Betawi.
Berdasarkan pola visual yang ditemukan pada rumah Betawi, ragam hias
tersebut mempunyai nama sesuai tempat hiasan itu di terapkan seperti
Pucuk Rembung, Cempaka, Swastika, Matahari, Kipas, Jambu Mede, Delima Flora, dan Gigi Balang.
Keunikan dan ciri khas dari rumah betawi terletak pada lisplank rumah
tersebut, terdapat hiasan terbuat dari material kayu papan yang diukir
dengan ornamen segitiga berjajar yang diberi nama
gigi balang.
Dinding bagian depan dari rumah ini biasanya bersistem knock down atau
bisa di bongkar pasang berguna jika pemilik rumah menyelenggarakan
hajatan dan membutuhkan ruangan yang lebih luas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar